Rabu, 05 Juni 2013

7 (days) something part.2

"kau pergi sendirian?" tanya pria yang belum ku kenali itu. Tapi aku sama sekali tidak merasa takut dengan pria ini. Tatapan matanya, senyumnya seperti tidak asing bagiku.
"eung... Ne~ aku sendirian. Berpetualang"
"anak kecil sepertimu bisa apa? Ini Seoul. 80% penduduknya tidak bisa berbahasa inggris"
"aku paham"
"paham apa? Tidak tahu kah kau betapa berbahayanya berbicara dengan orang asing?"
"paham"
"lantas kenapa kau berbicara sangat ramah padaku?!"
"uummm..." belum sempat aku menjawab, aku tersadar. Ini sudah tiba di tempat tujuanku. "aku harus pergi. Permisi," jawabku langsung meninggalkan pria tampan itu.

Indah sekali sungai Han malam ini. Ataukah memang seperti ini biasanya? Setiap terpaan angin membuat aku menggigil. Aku ragu, apakah bajuku yg berlapis lapis ini masih mengijinkan celah untuk angin masuk?
Tapi desiran angin yg menyisir sungai Han, barisan lampunya. Semua menghangatkanku. Pantas saja ini menjadi salah satu tempat paling romantis di Seoul dan menjadi tempat paling eksis buat syuting drama-drama korea.

"apa kau tidak ingin berteriak? Seperti film-film drama itu? Mereka biasa melakukan adegan itu di tengah malam" suara itu....
"kau lagi?!!"
"nan ileum nun Nichkhun immita. Jika saja kau lupa namaku Victoria" ucapnya sambil mencondongkan wajahnya kehadapanku.
Aku bisa merasakan jelas pipiku memerah. Memanas.
"da... Da... Darimana kau tau namaku?! Kau penguntit?!!"
Pria yang mengaku namanya Nichkhun itu tersenyum "anni~ nan... Your ssaeng fans" dia kemudian tersenyum jail.
"aku bukan hallyu. Bagaimana kau bisa jadi fans ku?"
"aku sudah begitu sejak aku melihatmu. Kau tidak berhak melarangku untuk menyukaimu" ucap Nichkhun sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
Pipinya nampak memerah, begitu pula telinganya. "dinginkah?" tanyaku.

"wae victoria ssi? Kau ingin menghangatkanku?" Nichkhun melebarkan tangannya seakan aku akan datang untuk memeluknya.
"isssh! Michin ya!!!" teriakku sambil berjalan cepat. Siapa pria ini? Kenapa dia terus mengikutiku? Parahnya lagi. Kenapa aku tidak menolaknya untuk mengikutiku?
"hahahaha. Wajahmu memerah Victoria!" Khun berteriak sambil berlari kecil menyamakan langkahku.
"diam kau"
"kau ingin berjalan sejauh apa? Di sebelah sana akan semakin gelap"
Aku mulai terasa lelah. Tapi saat aku diam dinginnya udara semakin terasa. Jika aku berhenti berjalan.. Pria di sebelahku ini akan terus menggodaku.
Ah~ perutku terasa lapar. Aku hatus mencari sesuatu untuk dimakan. Apakah pria ini bisa ku makan?
"ya~ eeottoke.. Mengikutimu membuatku lapar! ramyun sepertinya akan menghangatkan. Perutku juga lapar" ucap nichkhun seolah tau apa yg aku pikirkan.
Mataku terbelalak melihatnya.
"hey. Kenapa matamu terlihat seolah kau mau memakanku?" tanpa sungkan dia menolehkan kepalaku dengan tangannya agar tidak menatapnya. "kau tidak lapar? Kita berjalan terlalu jauh malam ini. Biasanya kau tak pernah berjalan sejauh ini."
"biasanya? Tau dari mana kau kebiasaanku?!"
"aku tau lebih banyak tentang dirimu daripada dirimu sendiri chaigya~" dia menyentil keningku pelan kemudian berlari menuju restoran ramyun yg dia tunjuk dr jauh tadi.
chaigya? Sayang? "ya!!! Deugunseo?!! Jinja!" gerak refleks ku langsung berlari mengejarnya.

###

Ah~ kepala ku pusing sekali rasanya. Apakah aku minum tadi malam? Andwe! Aku tidak mungkin minum. Aku anti dengan alkohol. Tapi setidaknya aku tidak bisa mengingat kenapa aku tiba" sudah berada di hotel? Yang aku ingat... Jamkkanman!
"hey Victoria ssi~! Mau sampai kapan kau tidur?! Seoul pagi ini sangat indah!" sepertinya itu suara nichkhun. Dia sudah menggedor pintu kamarku. Dengan mata yang baru terbuka separuh aku berusaha melihat jam di ponselku, sebelum aku terkejut melihat jam. Aku sudah dibuat terkejut dengan wallpapper ponselku yang sudah berubah. Aku berusaha memperjelas penglihatanku. Beberapa kali meyakinkan penglihatanku. Layar ponselku sudah berubah! Gambarku sedang tertidur di meja dan dikelilingi botol-botol soju. Seketika aku mengingat kejadian tadi malam.
Aku tadi malam terus menanyakan siapa sebenarnya Nichkhun? Kenapa dia tau semua tentang diriku? Dan nichkhun memintaku untuk setiap 1 gelas soju, dia akan menjawab 1 pertanyan dariku. Asa!
Aku langsung bangkit dari tempat tidur. Dan membuka pintu kamarku. Nichkhun tengah asik memainkan syalku. Iya. Itu syal yang aku pakai tadi malam.
"victoria ssi~ kau meninggalkan ini tadi malam" Nichkhun mengalungkan syal itu di leherku. "jangan keluar kamar tanpa penghangat di saat Seoul sedang salju. Itu bisa membuat kamu sakit".
"isssh.! Kau ini!" aku segera menutup kembali pintu kamarku, namun Nichkhun menghalanginya dengan kaki jenjangnya.
"kau mau kemana hari ini?" kepalanya berusaha menyalip di lubang-lubang pintu.
"bukan urusanmu!"
"ya~ aku siap mengantarmu kemana saja. Kau kan ratuku!"
Pria macam apa dia ini? Baru kenal 2 hari? Sudah berani mengantarku pulang ke hotel. Mengambil syal ku. Bahkan sampai memanggilku ratu. Atau mungkin... Lebih tepatnya siapa dia?

###

"Aku selalu penasaran dengan pulau ini. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai winter sonata. Tapi hanya saja pulau ini terlalu terkenal untuk dilewati" jelasku pada nichkhun saat dia menanyakan kenapa aku rela jauh-jauh melakukan perjalanan ke Nami Island.
"Ah~ kau tergiur akan keromantisan pulau ini kan? Dan.. kau tak mungkin melewatkannya sendiri. Itu akan terasa canggung. Untung ada aku di sini" nichkhun mengeluarkan ekspresi itu lagi. Ekspresi sesorang yg seolah sangat banhga akan dirinya. "Tenang, kau taj perlu berterima kasih untuk itu"
"Ya! Kau fikir kau siapa?! Sejak awal Aku sudah merancang liburan ini hanya untuk diriku sendiri." Bantahku.
Nichkhun terkikikikih "tidak Victoria. Kau hanya bisa berencana tapi Tuhan yg menentukan. Dan Tuhan paham betapa pentingnya pertemuan kita di Seoul ini. Aku yakin ini bukan hanya kebetulan" dia mengedip padaku dan berjalan lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar