Kamis, 23 Oktober 2014

7 DAYS SOMETHING PART.1

Cast :
Victoria as Victoria
Nichkhun as Nichkhun

Hari ini aku akan pergi ke Seoul. Impian ku terwujud juga. Obsesi terbesar di masa remajaku. GO TO SEOUL.
2 koper seharusnya cukup untuk 7 hari di Seoul. Tapi ternyata nggak! Ini masih bulan oktober dan katanya masih salju di sana. Aku sengaja memilih bulan ini, melewati saldu di Seoul. Akhirnya 3 koper dan 2 tas kecil menemani kepergianku kali ini.
Bernafas bisa mengeluarkan asap. Memakai jaket-jaket lucu. Penutup kuping. Sepatu salju. Arrrrrggghhh... Membayangkannya saja berhasil membuatku senyum senyum sendiri. "Seoul... Nan gidalyo...!!! *tunggu aku*"

* * *

Setelah melakukan pendaftaran sana sini akhirnya aku bisa duduk nyaman di dalam pesawat saat ini. Lega sekali aku bisa duduk di kursi. Mendapatkan tiket ini bukanlah hal yang mudah. Hampir setiap hari aku rela tidak jajan dan melewati setiap momment pergi teman-teman. Menjalankan bisnis online. Pokoknya selama itu halal dan menghasilkan uang. Pasti aku jalani.
Sudah 15 menit aku duduk di dalam pesawat. Tapi kursi di sebelahku masih kosong. Sebagian besar kursi sudah terisi oleh pemiliknya. Aku memperhatikan setiap orang yang masuk ke dalam pesawat. Beberapa dari mereka sepertinya bukan orang korea. Sebagian besar mungkin seperti diriku, orang yang ingin menghabiskan waktunya di negri gingseng itu.
Seorang pria dengan kemeja kotak-kotak dan menggunakan kacamat merah berlensa hitam duduk di sebelahku. Aku perhatikan sekilas sepertinya dia bukan orang indonesia.
Sebelahku orang korea! Woooooaaah... Daebak! Langsung aku keluarkan ponsel dan mengupdate status di account twitter ku 'Aroma Seoul semakin jelas tercium. Belum-belum sebelahnya udh cowok korea. Pay-pay Jakarta!'

***

Aku tertidur selama perjalanannya. Tentunya dengan segala atribut bantal kepala, masker mata. Aku sangat terobsesi untuk menjadi orang korea. Bukan berarti tidak mencintai Indonesia, tapi aku kagum dengan budayanya. Begitu aku membuka masker mataku, aku melihat pria di sebelahku juga masih tertidur.
Kacamatanya dilepas, alis coklatnya tebal. Sepertinya matanya besar, berarti dia bukan orang korea. Atau orang korea yang operasi? Tapi dia tampan. Sangat tampan!
Aku membuka jendela pesawat, dari atas sudah terlihat kota Seoul. Indahnya. Sebagian tertutup putihnya salju. Pesawat pun mendarat. Aku pun menginjakkan kaki di Incheon Airport untuk pertama kalinya. Aku menghirup udara segar Seoul. Kemudian aku membayangkan bandara ini, di bandara ini juga artis-artis korea favorite ku sering berada.
Membayangkannya aku senyum-senyum sendiri. Setiap sudut bandara aku berusaha memperhatikannya. Ada tempat di mana syutting We Got Married session 4. Tempat dimana kwang hee, lee joon bertemu untuk pergi ke Hawaii. Aku segera mengeluarkan ponselku untuk mengabadikan tempat itu.
Petualangan ini baru dimulai. 7 hari berikutnya, apakah yang akan terjadi?

***

"Annyeonghaseo ajjhuma.. aku Victoria. aku dari Indonesia" aku membungkukkan tubuhku 90 derajat. bahkan melakukan ini saja sudah membuatku senang.
"ne~ ne~ Victoria ssi from Jakata. Ini kunci kamarnya. Kamar 7 ya," ucap ajjhumma itu langsung memberikan kunci dengan gantungan berangka 7 kepadaku.
Dengan cepat aku mengambilnya. Darahku seakan nyaris berhenti mengalir. "ah~ Ajjhumma... Apakah ada pemanas?" tanyaku.
Ajjhumma itu tersenyum lalu menjawabku dengan pertanyaan"apakah minus 5 derajat ini sudah membekukanmu?".
Aku terus saling menggosokkan kedua telapak tanganku berusaha mendapatkan kehangatan.
"kami menyediakan pemanas, tapi itu akan menjadi tidak berfungsi saat malam hari. Karena suhu bisa menjadi minus 15 derajat celcius anak muda".
Aku tersenyum miris "ah~ araseo. Aku sudah cukup lega kalau kalian menyediakan penghangat"

***

Penginapan yang aku datangi ini sesuai dengan bayanganku. Hidup d rumah ala-ala drama korea. Sekotak kecil. Tidur dengan selimut lipat. 7 hari ini aku ganti kewarganegaraan. Jadwalku malam ini adalah bekeliling dengan subway dan menyusuri sungai Han. Beruntung sekali lokasi penginapanku strategis. Hanya sekitar 15 menit berjalan kaki dari stasiun subway.
Aku sudah siap dengan segala atributku. Topi rajut. Syal. Penutup telinga. Mantel 2 lapis. Legginh. Dan sepatu boat. Semoga legging 3 lapis ini bisa menyelamatkanku di suhu minus ini.

Hampir setiap sudut kota Seoul malam ini dilapisi salju. Walaupun hanya salju-salju tipis, namun ini luar biasa indah bagi orang tropis seperti diriku. Banyak sekali anak muda seumuranku (mungkin) berjalan dan tertawa-tawa. Warung kaki lima pun dipadati mereka yg ingin mencari kehangatan dengan makanan-makanan hangat yang mereka jual.
Asap-asap itu memang tampak hangat. Sepertinya aku harus memakan itu juga kklau tidak mau membeku. Aku menghampiri sebuah warung pinggir jalan. Aku melihat makanan itu seperti gunung merapi yang hendak melutus. Semua tampak begitu oanas dengan asap yang terus mengepul menerpa wajahku.

"haelmonie satu ddeobbkki ya!"
"ne~ ini milikmu"
Aku langsung melahap tusukkan deobbokki itu. Nikmatnya, benar-benar menghangatkan. Sekejap saja semua sudah masuk ke perutku, aku langsung melanjutkan perjalanan ke stasiun subway.

Di dalam subway aku mengamati setiap gerak gerik orang di sana. Sesekali berusaha mendengarkan suara operator yang memberi tahu nama stasiun tempat berhenti.
Aku sedikit tersentak begitu menyadari orang di depan ku. Pria beralis tebal yang duduk di sebelahku saat di pesawat tadi. Dia lagi?!! Tto?!! Mwo? Jinjja?!!!
Seketika dia menatapku dan tersenyum. Garis matanya. Sangat indah saat tersenyum. Aku merasa dia bukan manusia. Dengan celana putih, kemeja putih dan tas merahnya dia bukan seperti petugas paskibra 17 agustus. Dia lebih tampak sebagai malaikat. Aku hanya berani memandanginya saja. Bahasa koreaku mentok standar bahasa singkat. Dia nggak akan paham bahasa planetku.
Eh... Dia berdiri, tersenyum kembali padaku dan... Duduk disebelahku!!!! Omo!!!
"Annyeonghase.. " sapanya sambil membungkuk.
"ah~ ne~ an... Ann... Annyeong..." jawabku terbata bata. Wajjhnya mengisyaratkan ah.. Dia paham bahasa korea.
Wajahku sendiri berusaha menjelaskan jangan bicara hal lain. Karena aku nggak akan paham.
"kamu dari Bali yah? Paradise island." hah. Dia bisa bahasa Indonesia. Walaupun logatnya agak aneh. Tapi aku lega bisa berkomunikasi. Sejak tadi mulutku sampai haus karena tidak berbicara sama sekali.
"hah? Bali? Bukan aku dari Indonesia" jelasku.
"Indonesia itu dimana? Di pesawat kita duduk bersebelahan kan?"
Kyaaaaa.... Dia ingat aku! Benarkah?!! Kenapa dia ingat aku? "ah~ kau ingat aku? Aku pikir kau tidak sadar" jawabku sambil membetulkan poniku.
Dia tersenyum "aigoo tidak mungkin aku melupakan wajahmu. Aku bahkan sengaja mencari penginapan di dekatmu"
"hah?!!! Jinjjayeo?!!!"
Dia mengangguk sambil membentuk simpul bibir yg memperjelas lesung pipinya. Ah~~ kyupta!

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar