Minggu, 26 Oktober 2014

7 Days Something Part.5

"Spelling your name make feel like home"

Fan Fiction Khuntoria

Mataku perlahan melihat biasan cahaya. Aku bisa merasakan jelas pusingnya kepalaku. Berapa banyak soju yang aku minum tadi malam? Ah~ aku tak ingat. Aku hanya merasa pusing dan tenggorokkan ku sangat kering rasanya.
Pandanganku menyisir setiap sudut kamar, samar samar aku melihat seseorang duduk dan tertidur. Aku berusaha memperjelas penglihatanku. "KAU?!!!" pekik ku ketika sadar dia adalah Nichkhun.
Nichkhun pun langsung tersadar dan tampak sempoyongan untuk berdiri. Sepertinya dia sangat berusaha mendapatkan kesadarannya. "Ah~ kau sudah bangun? Syukurlah"
"Apa yang kau lakukan di penginapanku?!!"
"Aku mengantar mu tadi malam! Kau memang benar peminum yang buruk! Kau bahkan baru meminum satu botol dan reaksimu sudah seperti tadi malam. Seperti kehilangan nyawa! Menbuatku panik! Besok kita minum jus saja!" Tiba tiba Nichkhun mengeluarkan serentet omelan panjang.
"Apa urusanmu?!"
"Apa urusanku? Ya! Ini sudah sekian kalinya aku menggendongmu! Kau pikir tubuhmu seringan gulali?!"
Aku sedikit malu ketika Nichkhun menyinggung berat badan. Tubuhku memang tak seringan itu. "Siapa suruh kau menggendongku?"
"Lantas aku harus berbuat apa saat wanita yang---" Nichkhun tidak meneruskan kata katanya. "Sudahlah. Lebih baik kau membersihkan diri dan kita pergi lagi"
"Aku mau pergi sendiri! Kau tidak perlu membututiku"
Nichkhun tidak meresponku. Dia langsung keluar dari kamarku dan aku bergefas bersiap siap untuk tujuanku di hari ke empat ini. Teddy Bear Museum.

# # #

"Ini tiketnya" wanita petugas tiket yang cantik itu akhirnya memberiku sehelai tiket setelah mengerti bahasa isyaratku.
"Ne~ kamsahamnibda"
Aku pun mukai memasuki museum teddy bear yang selama ini aku hanya bisa bayangkan. Aku sangat ingin ke museum ini karena drama Princess Hours. Akhirnya aku ke sini juga.
Arsitekturnya yang unik benar benar membuat ku betah berada di dalam museum inu. Sampai akhirnya aku tertuju pada satu boneka beruang kecil dengan setting tema berkencan di musim gugur.
"Ah~ seoul seindah ini saat musim gugur. Kita harus ke sini saat musim gugur ya!" Mulutku mengucapkan kalimat itu begitu saja. Aku tersentak, lagi lagi. Ini rasanya seperti naskah drama yang sudah aku ucapkan berulang ulang.
"Aggashi~ maukah kau berfoto bersama salah satu beruang besar?" Tiba tiba seseorang menghampiriku. Membuyarkan rasa kagetku. Suaranya tidak asing. "Omo! Ya! Nichkhun ssi~ jaebal... mau sampai kapan kau seperti ini??!"
Nichkun hanya tersenyum. "Kau tak merasa canggung untuk terus memanggilku Nichkhun ssi~?"
"Lantas aku harus memanggilmu apa?"
"Khun." Jawabnya singkat.
Aku terdiam, nama itu... aku mengingatnya. Tapi aku lupa. Perasaan yang tak bisa aku jelaskan dengan pasti.
"Khun!" Aku berlari dan memegang lengan Khun, ya Khun, aku suka nama itu. Lengkaplah sudah pria ini semakin membuatku bingung. Sekarang tidak hanya sosoknya yang membuatku nyaman, namun menyebut namanya Khun, rasa nyamannya seperti ada di dalam rumah.
Khun menatapku pun dengan cara yang berbeda. Aku tak paham sebenarnya, perasaan apa ini? Tatapan apa ini? Tapi hati kecilku mengatakan 'aku ingin memeluknya'.
"Ue Victoria ssi~?"
"Umm~ eee.. naega..." jawabku terbata bata. Aku ingin sekali memeluknya. Sepertinya hanya dia yang bisa melindungiku.
"Woaaah. Anyeonghaseo! Aku melihat kalian lagi tahun ini. Senang sekali melihat kalian menjadi pengunjung setia kami" seorang wanita cantik menghampiri kami.
"Umm, sorry. Pengunjung setia? Siapa? Dia? Atau aku?" Tanyaku.
"Kalian" jawabnya masih dengan senyum ramahnya. Apricot kotak merah itu tampak begitu serasi dengan bando pita yang ia gunakan.
"Kami? Umm... maaf mungkin Anda salah orang. Ini pertama kalinya saya ke Seoul. Bagaimana mungkin saya menjadi pengunjung setia? Anda bilang tadi setiap tahun? Hahaha" tawaku tak ditanggapi oleh Khun. "Khun, orang ini mengatakan kita pengunjung setia. Lucu sekali dia!" Aku masih tertawa. Tapi rasanya tertawaku semakin hambar, karena Khun tak menanggapinya. "Ya! Kau kenapa tidak ikut tertawa?" Aku menyikut Khun. Namun ekspresi Khun tak sesuai harapanku sama sekali. Dia justru nampak panik, wanita dengan apricot itu pun tampak kebingungan.
"Ah~ iya mungkin saya salah mengenali orang. Mian, jeongmal mianhe~" wanita itu pun memberi hormat pada kami berdua.

# # #

"Khun, apa wajahku pasaran di Korea" tanyaku sambil menikmati Hot Chocolate di cafe yang tidak jauh dari museum tadi.
Khun hanya terdiam memandangi salju yang mulai menipis di pohon pohon sembari memegang hot chocolate nya.
"Khun? Gwenchana?" Aku melambaikan tanganku tepat di wajahnya untuk mendapatkan perhatian.
"Ah~ ne. Ne. Kenapa ya?"
"Kau aneh. Tidak fokus. Ada apa?"
"Ah~ tidak apa. Aku hanya lapar. Aku permisi ke toilet dulu ya. Tolong titip ini ya" Khun menyerahkan buku agenda dan seperangkat gadgetnya ke hadapanku, kemudian pergi meninggalkanku.
Aku melanjutkan menikmati hot chocolate ku, nikmat sekali rasanya. Suasana yang sempurna.
"Aww!!!" Seeorang menyenggol kursi ku dan membuat hot chocolateku sedikit menumpahi buki agenda dan gadget Khun.
"Uppss.. mian" ucqp gadis itu langsung pergi begitu saja.
"Eugh! Tak tau sopan santun! Omo omo eotokke??!" Ucapku begitu sadar tidak sedikit barang Khun yang terkena hot chocolate ku. Aku pun bermaksud membersihkan hot chocolate dari agenda miliknya.
Aku membuka agenda tersebut, dan mengelap bagian yang basah. Berharap tidak ada tulisan yang hilang. Halaman berikutnya aku melihat ada tumpukkan foto foto Khun dengan seorang wanita. Aku beberapa kali memastikan wajah wanita yang tampak familiar itu.
Wajah itu... tidak. Tidak mungkin, bagaimana bisa? Tidak. Ini tidak masuk akal.

-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar